BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tolok ukur era modern ini adalah sains dan teknologi. Sains dan teknologi mengalami perkembangan
yang begitu pesat bagi kehidupan manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan
ilmuwan terus mengkaji. Sains dan teknologi meneliti sains dan teknologi
sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol
kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau negara
yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi, maka bangsa atau negara
itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.[1]
Islam
adalah satu-satunyanya agama samawi yang memberikan perhatian besar terhadap
ilmu pengetahuan. Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern.
Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan
teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang
perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam
semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk
diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu
keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains
dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi
kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai
hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan
kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan
sains teknologi.
Dari
kesimpulan tersebut, sehingga penulis membuat makalah yang berjudul ”Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
Dalam Perspektif Islam” dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
seluruh umat manusia khususnya umat Islam.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa definisi dari IPTEK?
2. Bagaimana IPTEK dalam pandangan Islam?
3. Bagaimana penerapan IPTEK dalam Islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari IPTEK.
2. Untuk mengetahui pandangan Islam tentang
IPTEK.
3. Untuk mengetahui penerapan IPTEK dalam Islam.
1.4
Metodologi
Penelitian
1. Jenis data
Data dapat dijadikan sumber penyusunan informasi dalam
keperluan penelitian. Jenis data yang menjadi dasar penelitian kami adalah data
kualitatif. Adapun macam data yang terbagi menjadi dua :
a.
Data primer
Yaitu data yang diperoleh untuk dikumpulkan secara
langsung dengan cara melakukan pengamatan pada lokasi obyek.
b.
Data sekunder
Yaitu data pendukung atau pelengkap yang terkait dengan
pokok permasalahan berupa informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
relevan misalnya situs-situs website yang bersangkutan dengan obyek.
2. Teknik
pengumpulan data
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, penulis melaksanakan beberapa
cara yaitu :
a.
Observasi
Cara pengumpulan data ini adalah dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala fenomena yang
diselidiki.
b.
Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi yaitu
mempelajari dokumen-dokumen yang ada dari bagian-bagian yang terkait terhadap
observasi dalam bentuk laporan.
1.5
Sistematika
Penulisan
Secara garis besar laporan pengamatan ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisikan definisi dari IPTEK, pandangan Islam tentang IPTEK, dan
penerapan IPTEK dalam Islam.
BAB III PENUTUP
Merupakan kesimpulan dari ketiga bab di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu
segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.[2]
Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset
terhadap objek-objek yang empiris; benar-tidaknya suatu teori sains (ilmu)
ditentukan oleh logis-tidaknya dan ada-tidaknya bukti empiris. Bila teori itu
logis dan ada bukti empiris, maka teori itu benar.[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan
sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan
berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains
untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.[4]
2.2
IPTEK Dalam
Pandangan Islam
Ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an
mengandung isyarat perintah yang langsung dan tegas untuk menuntut ilmu
pengetahuan (proses belajar):[5]
ù&tø%$#
ÉOó$$Î/
y7În/u
Ï%©!$#
t,n=y{
ÇÊÈ t,n=y{
z`»|¡SM}$#
ô`ÏB
@,n=tã
ÇËÈ ù&tø%$#
y7/uur
ãPtø.F{$#
ÇÌÈ Ï%©!$#
zO¯=tæ
ÉOn=s)ø9$$Î/
ÇÍÈ zO¯=tæ
z`»|¡SM}$#
$tB
óOs9
÷Ls>÷èt
ÇÎÈ (QS. al-‘Alaq: 1-5).
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang
Paling Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya”.
Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Setiap muslim dan muslimah wajib menuntut ilmu” (Fazul-Ul-Karim,
1971, hal. 20).
Dan dalam sabdanya yang
lain: “Carilah ilmu meski di negeri Cina” (Fazul-Ul-Karim, 1971, hal. 20).
“Siapa saja yang tengah
sibuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah memberikan bimbingan-Nya untuk
menuju ke surga. Sementara para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya untuk
memberikan naungan kepada orang yang menuntut ilmu pengetahuan” (Ul-Karim,
1971, hal. 20).
Perintah
Nabi di atas membawa konsekuensi hukum, bahwa menuntut ilmu adalah suatu
kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang Islam. Kewajiban ini telah
disepakati oleh semua ahli hukum Islam baik dari kalangan tradisional maupun
modernis.
Sungguhpun
demikian, menuntut ilmu pengetahuan tidak terbatas bersumber pada al-Qur’an dan
sunnah Nabi. Dianjurkan agar mereka (umat Islam) menuntut ilmu pengetahuan di
negara-negara yang kadar ilmu pengetahuannya sangat luas dan tinggi. Dalam
al-Qur’an Allah menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah cara terbaik dan
terpenting yang bisa menuntun kepada iman. Bahkan Allah juga menegaskan bahwa
mencari ilmu pengetahuan adalah suatu sarana untuk lebih mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa mencari ilmu
pengetahuan merupakan perilaku agung yang bisa mengangkat nilai dan status
derajat seseorang yang melakukannya:
#sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$#
(#râà±S$$sù
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4 ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ (QS. al-Mujaadilah: 11).
“Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
Kita
sebagai umat Islam, harus selalu
bersyukur kepada Allah yang telah mengaruniai agama Islam sebagai pedoman hidup
yang lurus lengkap dan sempurna
sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 3 (tiga):
4
tPöquø9$#
àMù=yJø.r&
öNä3s9
öNä3oYÏ
àMôJoÿøCr&ur
öNä3øn=tæ
ÓÉLyJ÷èÏR
àMÅÊuur
ãNä3s9
zN»n=óM}$#
$YYÏ
“Pada hari ini telah Aku
sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah
Aku ridhai Islam menjadi agamamu”.
Salah
satu keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW ialah
nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains dan teknologi telah
memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia
sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada
manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan
sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu merupakan sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknologi merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan
dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk
berkembang lebih maju lagi.[6]
Peradaban
modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang telah
dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang
mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau
kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan
cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Tampaknya
manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan
memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.
Agama
Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti
terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau, di masa sekarang
maupun di waktu-waktu yang akan datang. Demikian pula ajaran Islam tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan
analisa-analisa yang teliti dan obyektif.
2.3
Penerapan IPTEK Dalam Islam
Penerapan
sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh nilai Islam sudah pasti
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta mengangkat harkat dan martabat
manusia lebih baik dan tinggi di sisi Allah. Karena dalam Islam orang yang
berilmu dan menggunakan ilmunya di jalan Allah untuk kemaslahatan umat manusia,
oleh Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi dari mereka yang tidak
berilmu, karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tapi sebaliknya
penguasaan dan penerapan yang salah dan tidak dilandasi oleh nilai-nilai agama,
kata Allah, tunggulah giliran kehancuran.[7]
Sebagai
umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan
ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam al-Qur’an, sebab kitab suci
ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat al-Anbiya ayat 80:
çm»oY÷K¯=tæur
spyè÷Y|¹
<¨qç7s9
öNà6©9
Nä3oYÅÁósçGÏ9
.`ÏiB
öNä3Åù't/
( ö@ygsù
öNçFRr&
tbrãÅ3»x©
ÇÑÉÈ
“Telah
Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri
dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)”.
Demikian
pula surat Hud ayat 37:
ÆìoYô¹$#ur
y7ù=àÿø9$#
$uZÏ^ãôãr'Î/
$oYÍômurur
wur
ÓÍ_ö7ÏÜ»séB
Îû
tûïÏ%©!$#
(#þqßJn=sß
4 Nåk¨XÎ)
tbqè%tøóB
ÇÌÐÈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar