Jumat, 30 Maret 2012

IPTEK dalam Perspektif Islam


BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Tolok ukur era modern ini adalah sains dan teknologi. Sains dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji. Sains dan teknologi meneliti sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi, maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.[1]
Islam adalah satu-satunyanya agama samawi yang memberikan perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.
Dari kesimpulan tersebut, sehingga penulis membuat makalah yang berjudul ”Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) Dalam Perspektif Islam” dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia khususnya umat Islam.
1.2    Rumusan Masalah
1.   Apa definisi dari IPTEK?
2.   Bagaimana IPTEK dalam pandangan Islam?
3.   Bagaimana penerapan IPTEK dalam Islam?
1.3    Tujuan
1.   Untuk mengetahui definisi dari IPTEK.     
2.   Untuk mengetahui pandangan Islam tentang IPTEK.
3.   Untuk mengetahui penerapan IPTEK dalam Islam.
1.4        Metodologi Penelitian
1.   Jenis data
Data dapat dijadikan sumber penyusunan informasi dalam keperluan penelitian. Jenis data yang menjadi dasar penelitian kami adalah data kualitatif. Adapun macam data yang terbagi menjadi dua :
a.       Data primer
Yaitu data yang diperoleh untuk dikumpulkan secara langsung dengan cara melakukan pengamatan pada lokasi obyek.
b.      Data sekunder
Yaitu data pendukung atau pelengkap yang terkait dengan pokok permasalahan berupa informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang relevan misalnya situs-situs website yang bersangkutan dengan obyek.
2.   Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data, penulis melaksanakan beberapa cara yaitu :
a.       Observasi
Cara pengumpulan data ini adalah dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala fenomena yang diselidiki.
b.      Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara dokumentasi yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada dari bagian-bagian yang terkait terhadap observasi dalam bentuk laporan.
1.5        Sistematika Penulisan
Secara garis besar laporan pengamatan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I          PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II         PEMBAHASAN
Bab ini berisikan definisi dari IPTEK, pandangan Islam tentang IPTEK, dan penerapan IPTEK dalam Islam. 
BAB III       PENUTUP
Merupakan kesimpulan dari ketiga bab di atas.




BAB II

PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.[2] Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris; benar-tidaknya suatu teori sains (ilmu) ditentukan oleh logis-tidaknya dan ada-tidaknya bukti empiris. Bila teori itu logis dan ada bukti empiris, maka teori itu benar.[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.[4]
2.2        IPTEK Dalam Pandangan Islam
Ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an mengandung isyarat perintah yang langsung dan tegas untuk menuntut ilmu pengetahuan (proses belajar):[5]
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ    (QS. al-‘Alaq: 1-5).
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang
Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap muslim dan muslimah wajib menuntut ilmu” (Fazul-Ul-Karim, 1971, hal. 20).
Dan dalam sabdanya yang lain: “Carilah ilmu meski di negeri Cina” (Fazul-Ul-Karim, 1971, hal. 20).
“Siapa saja yang tengah sibuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah memberikan bimbingan-Nya untuk menuju ke surga. Sementara para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya untuk memberikan naungan kepada orang yang menuntut ilmu pengetahuan” (Ul-Karim, 1971, hal. 20).
Perintah Nabi di atas membawa konsekuensi hukum, bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang Islam. Kewajiban ini telah disepakati oleh semua ahli hukum Islam baik dari kalangan tradisional maupun modernis.
Sungguhpun demikian, menuntut ilmu pengetahuan tidak terbatas bersumber pada al-Qur’an dan sunnah Nabi. Dianjurkan agar mereka (umat Islam) menuntut ilmu pengetahuan di negara-negara yang kadar ilmu pengetahuannya sangat luas dan tinggi. Dalam al-Qur’an Allah menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah cara terbaik dan terpenting yang bisa menuntun kepada iman. Bahkan Allah juga menegaskan bahwa mencari ilmu pengetahuan adalah suatu sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa mencari ilmu pengetahuan merupakan perilaku agung yang bisa mengangkat nilai dan status derajat seseorang yang melakukannya:
#sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ   (QS. al-Mujaadilah: 11).
“Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Kita sebagai umat Islam,  harus selalu bersyukur kepada Allah yang telah mengaruniai agama Islam sebagai pedoman hidup yang lurus  lengkap dan sempurna sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 3 (tiga):
4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam menjadi agamamu”.
Salah satu keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu merupakan sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.[6]
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.
Agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau, di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang. Demikian pula ajaran Islam tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyektif.
2.3        Penerapan IPTEK Dalam Islam
Penerapan sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh nilai Islam sudah pasti memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta mengangkat harkat dan martabat manusia lebih baik dan tinggi di sisi Allah. Karena dalam Islam orang yang berilmu dan menggunakan ilmunya di jalan Allah untuk kemaslahatan umat manusia, oleh Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi dari mereka yang tidak berilmu, karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tapi sebaliknya penguasaan dan penerapan yang salah dan tidak dilandasi oleh nilai-nilai agama, kata Allah, tunggulah giliran kehancuran.[7]
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam al-Qur’an, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat al-Anbiya ayat 80:
çm»oY÷K¯=tæur spyè÷Y|¹ <¨qç7s9 öNà6©9 Nä3oYÅÁósçGÏ9 .`ÏiB öNä3Åù't/ ( ö@ygsù öNçFRr& tbrãÅ3»x© ÇÑÉÈ  
“Telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)”.
Demikian pula surat Hud ayat 37:
ÆìoYô¹$#ur y7ù=àÿø9$# $uZÏ^ãôãr'Î/ $oYÍŠômurur Ÿwur ÓÍ_ö7ÏÜ»sƒéB Îû tûïÏ%©!$# (#þqßJn=sß 4 Nåk¨XÎ) tbqè%tøóB ÇÌÐÈ  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar